Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

tagchtt cepetiewy yG quew byangkHandt

“ Tak Seperti Yang Dibayangkan “
Enam tahun yang lalu, saat istirahat Farinshie menghampiri Liana dan menyapanya dengan sopan.
“Hai, boleh kenalan ga nih?” tanya Farinshie.
“Hai juga”
“By the way ganggu ga nih?”
“Nggak kok”
“Eh iya, namaku Farinshie Oktania,” mengulurkan tangannya
“Aku Liana Marcelina Yukikato,” menjabat tangan Farinshie
“Waow.. nama yang bagus, salam kenal ya panggil aja aku Farinshie.”
“Salam kenal juga, panggil aku Liana aja.”
“Eh, kamu kok bisa bahasa Indonesia sih?” tanya Farinshie dengan penasaran.
“Oh, kebetulan mamaku asli Indonesia, jadi saat aku di Inggris tanah kelahiranku, aku ga hanya diajarin bahasa Inggris aja, tapi bahasa Indonesia juga, bahkan bahasa Jawa pula lho.”
“Waow, kagum banget aku ama kamu, enak ya jadi kamu.”
“Ga juga kok, kadang aku kesepian banget karena ditinggal ortuku kerja hingga larut malam.”
“Owh, sama dong, aku juga biasanya gitu, biar ga kesepian, boleh ga aku jadi temanmu plus jadi sahabat?”
“Wah, mau banget aku Far.”
“Oke. Makasih Liana kamu dah mau jadi sahabatku. Ehh, kamu janji ya Na, kalau kita akan selalu mengisi hidup kita satu sama lain walau kita sedih, susah maupun senang, selalu setia, saling jujur, dan saling mempercayai apapun yang terjadi. Oke?”
“Oke Farinshie, aku janji.”
“Beneran lho, janji?”
“Janji.”
Tiba – tiba bel tanda masuk sudah berbunyi
“Yuk kita masuk kelas Na.”
“Ayo.”
Ibu guru masuk kelas.
“Anak – anak, ini ibu bapak guru ada rapat, jadi kalian boleh pulang” kata Miss Henny
“Horeee pulang pagi, asyik” sorak anak – anak dengan gembira.
Kemudian Farinshie menghampiri Liana
“Pulang bareng yuk Na.”
“Ayo, kamu ikut naik mobilku ya, ntar kamu aku antar sampe rumahmu deh, sekalian kita cerita – cerita di dalam mobil,” ajak Liana
“Waduh, gak ngrepotin tuh Na?”
“Enggak kok aku malah seneng banget, ada temenya, aku malah ga suka lho kalo kamu ga ikut.”
“Yaudah kalo gitu, tapi ntar kamu main ke rumahku dulu ya”
“Sipp deh kalo gitu”
Saat di dalam mobil, Liana bercerita banyak kepada Farinshie dan sebaliknya.
“Eh, Far, aku bole ga curhat ma kamu?”
“Ehm, tentu aja bole dong”
“Gini lho Far, dulukan sebelum pindah ke Indonesia, aku tinggal di Inggris dan Korsel. Nah saat aku tinggal di Inggris aku tuh punya sahabat yang baik banget namanya Clara, namun aku tinggal karena pekerjaan ortuku dipindah ke Korsel. Aku tuh sekarang kangen banget ama dia. Saat aku pindah ke Korsel aku selalu ingat dengan dia, dan aku ingin kembali ke Inggris soalnya saat aku di Korsel tuh hidupku terasa sepi dan sengsara banget.”
“Owh, yaudah sabar aja ya Na, waktukan terus berputar pasti suatu saat kalian bisa dipertemukan lagi.”
“Iya, tapi sekarang aku sudah ga kesepian lagi kok, soalnyakan ada kamu, hehe”
“Ah, kamu itu bisa aja Na, eh itu rumahku dah kelihatan,” menunjukkan salah satu jarinya ke rumahnya.
“Owh, Pak, turun disini nanti 30 menit lagi jemput aku di sini ya. Sebelumnya makasih, Pak.”
“Oke, Non,” sambil membukakan pintu mobil
Kemudian Farinshie dan Liana turun dari mobil
“Waouw, besar juga ya rumah kamu, pasti betah banget nih di rumah,” puji Liana.
“Enggak juga kok. Eh, makasih ya Na dah mau nganterin sampe rumahku dan kamu mau main ke rumahku”
“Iya, tadikan aku dah janji kalo kamu mau ikut naik mobilku, aku akan main ke rumahmu tho. By the way kamu punya cerita menarik apa nggak?”
“Punya, tapi sekarang masuk dulu yuk, ntar aku ceritain di dalam”
Setelah mereka masuk ke dalam, Liana minta izin ke kamar kecil. Saat ia keluar dari kamar kecil tiba – tiba ada suara wanita dengan nada besar, dan Liana mulai merinding ketakutan
“Hay, kamu Liana, ngapain kamu kesini,” dengan nada yang besar
“A a a aku cu cu cuma main di ru rumahnya sahabatku”
Liana langsung lari ke dalam untuk bertemu dengan Farinshie karena ia udah ketakutan. Maklum Liana penakut.
“Eh, Liana, tadi aku janjikan untuk mau bercerita padamu.”
“Iya, ayo cerita, aku akan mendengarkannya.”
“Aku juga kangen banget ama sahabatku”
“Emang sahabatmu ke mana?”
“Sahabatku dah meninggal sejak satu tahun yang lalu, aku tuh dah sayang banget ama dia. Aku ga tau kenapa dia bisa sampai meninggal, padahal dia ga punya penyakit sama sekali. Tapi katanya dia meninggal karena dia dibunuh ama pembantuku, tapi aku ga percaya, tapi ada juga yang bilang kalau meninggal karena penyakit sesak napasnya. Aku bingung, belum ada kebenarannya sampai sekarang ini.”
Dalam hati, Liana berfikir sejenak, jangan – jangan tadi itu suara sahabatnya Farinshie.
“Nasib kita sama ya, ditinggal ma sahabat, kamu tenang ya kan sudah ada aku.”
“Iya, makasih ya. Eh tuh kamu dah di jemput.”
“Oh iya. Aku pulang dulu ya Far, besuk ketemu lagi di sekolah.”
“Iya. Hati – hati di jalan ya Na.”
Tak terasa tiga tahun telah berlalu, kini mereka telah beranjak dewasa dan sekarang mereka berada di kelas tiga SMP. Mereka berbeda SMP, karena keterbatasan nilai untuk bersekolah di sekolah yang favorit namun persahabatan mereka masih tetap terjalin walaupun hanya menggunakan media komunikasi yaitu HP dan jarang untuk bertemu langsung karena padatnya jadwal yang dimiliki satu sama lain. Untuk mengurangi rasa kangen, mereka sering SMS-an. Salah satu SMS itu yaitu Liana berjanji untuk bermalam di rumah Farinshie.
Suatu hari, mereka ada les matematika yang bersamaan. Dalam les matematika ini mereka tidak duduk sebangku, melainkan duduk sebangku dengan temannya masing – masing. Liana pergi lesnya megendarai sepeda, sedangkan Farinshie dkk berjalan kaki karena kebetulan jarak rumah Farinshie dengan tempat les lumayan dekat. Saat pulang dari les, kebetulan Liana dengan Farinshie dkk berpapasan.
“Liana.”
“Ada apa?”
(Kemudian Farinshie membonceng disepedanya Liana sementara kawan – kawan Farinshie tetap berjalan).
“Eh, Liana, kapan jadinya kamu bermalam di rumahku? Kamu sudah janji untuk bermalam di rumahku tho, kok sampai saat ini belum jadi sih? Eh mengedarainya jangan kencang – kencang tho, nunggu temenku.”
“Maaf ya, besuk pagi aku……”
(Liana belum selesai memberi penjelasan namun pembicarannya dipotong Farinshie).
“Halah, gimana tho kau itu? Kebiasaan deh kau itu ahhh. Kaukan udah janji. Yang namanya janji harus ditepati, dari dulu kamu kok gak mau nepati janjimu tho, sekarang aku udah gak akan percaya lagi ama kamu. DASAR PEMBOHONG.!!!.” (dengan nada kasar).
(kemudian Farinshie turun dari sepeda Liana)
“Dah…dah…dah, sana cepetan pulang aja gih.!!” (dengan keegoisannya)
“Ya udah lah kalau itu maumu.”
(Farinshie melanjutkan mengendarai sepedanya dan mengingat – ingat perkataannya itu tadi dengan perasaan bersalah dan sedih).
Tiba – tiba, ada truk melaju dengan sangat kencang kemudian kecelakaan yang dahsyat terjadi menimpa Liana yang menyebrang begitu saja karena kepikiran dengan perkataan Farinshie yang seperti itu. Seluruh tubuh Liana berlumpuran darah yang sangat banyak. Lokasi kejadiannya tepat berada di depan rumah Farinshie. Saat Farinshie diberi kabar dengan ortunya bahwa sahabatnya kecelakaan, Farinshie sangat kaget sekali dan shok. Kemudian ia berjalan dengan cepat menuju lokasi kejadian dan menemuinya.
(berlari dengan kencang menghampiri Liana yang telah berlumpuran darah) ”Lianaaa, sadarkan dirimu. Maafkan aku karena telah melukai hatimu. Peristiwa ini terjadi pasti gara – gara aku berkata seperti itu, hingga kamu pikirkan terus. Coba kalau tadi aku gak ngomong seperti itu pasti kamu gak akan seperti ini Liana. Sadarkan dirimu Liana.” (tangis Farinshie).
(sementara ortu Farinshie mengabari keluarga Liana dan pihak R.S Citra Mulia agar Vita bisa langsung di bawa ke UGD.)
“Sudahlah nak, kamu tenang ya”, ucap mamanya menenangkan anaknya
“Aku gak bisa mah, aku merasa bersalah sekali. Lebih baik aku mati saja daripada seperti ini kejadiannya.”
“Tenanglah nak, itu tim penyelamat dari R.S Mulia sudah datang, lebih baik kita cepat – cepat ke rumah sakit, mudah – mudahan nyawa Liana bisa diselamatkan.”
Kemudian Farinshie bersama mamanya menyusul ke R.S Citra Mulia. Di R.S Citra Mulia telah ada Ortu Liana.
“Om, Tante maafin aku ya, ini semua salahku.” ucap Farinshie dengan raut yang sedih.
“Ga apa – apa, nak. Semua ini takdir dan ini semua sudah ada yang mengatur, jadi ga ada yang perlu disalahin.” jawab mamanya Liana.
(Dokter yang menangani Liana keluar dari Ruang UGD).
“Dokter, bagaimana kondisi sahabat saya?” Tanya Liana.
“Maaf ya, Liana sahabatmu telah di..” jawab Dokter.
Tiba – tiba Farinshie terbangun dari tidurnya.
“Tidaaakk …… Lianaaa…… Uh, Alhamdulillah mudah - mudahan itu hanya mimpi burukku aja dan ga terjadi beneran dengan Liana. Oh iya aku coba telpon Liana aja untuk meyakinkanku jika semua itu hanyalah mimpi burukku”
(kemudian Farinshie menghubungi nomor HP Liana)
Tut...tut…tut…tut
batinnya berkata “Ko ga diangkat – angkat sih?? Ke manakah kau Liana?”
Setelah menghubungi Liana, Farinshie mencoba untuk menghubungi Ortu Liana. Tetapi hasilnya sama aja ga ada jawaban. Farinshie menjadi bingung dan ketakutan dengan semua ini. Dalam hati Farinshie selalu bertanya – tanya.
“Liana, apakah kamu baik – baik saja? Aku di sini mengkhawatirkanmu. Mudah – mudahan kamu baik – baik saja di manapun kau berada. Amien.”
Farinshie kemudian mencari ortunya untuk menceritakan semua yang barusan terjadi kepada mamanya. Namun, pembantunya memberi surat kepada Farinshie. Surat tersebut berisi jika mama dan papanya sedang pergi ke luar negeri karena ada urusan bisnis mendadak.
“Astagfirullohalazim, aku sendirian di sini. Uh, padahal aku mau cerita sesuatu, malah pada pergi.!! Lebih baik aku mati aja kalau dah ga ada yang sayang dan memperhatikan aku lagi.!! Dah ga kuat lagi aku. Ya Allah, kuatkanlah dan bantulah aku untuk menanggung semua tantangan yang kau berikan ini ya Allah. Astagfiruloh, apa sih salahku, hingga aku harus menanggung semua ini sendirian. Masalahku belum kelar, eh malah di tinggal sendiri. Mama Papa aku butuh bantuanmu. Ah daripada pusing – pusing gini mending nonton TV aja dulu ah,” sambil menangis dan merenungi nasibnya.
“Sekilas info, Telah terjadi kecelakaan pesawat Lineport yang terbang menuju ke Singapore”, ucap reporter dalam TV yang ditonton Farinshie
“Apa?? Tidaaaaaakkkkkkkkk… tidak salah lagi tadi pada surat tertulis jika mama dan papa menaiki pesawat itu, hah?”
Kemudian Farinshie pingsan karena tidak kuat dengan berita yang barusan didengar dan ditontonnya itu.
“Non, non, bangun – bangun sudah pagi siang, mandi dulu gih,” ucap Bi Jum
“Hah, papa ama mama mana Bi?”
“Itu papa dan mamamu sedang rapat di kantornya”
“Jadi mereka ga kecelakaan?”
“Enggak, mereka tidak jadi pergi ke Singapore, karena rapat di Singaporenya di undur.”
“Oh, syukurlah kalau gitu, aku mandi dulu ya Bi,” meninggalkan Bi Jum
Farinshie kemudian cepat – cepat bergegas ke kamar mandi karena ia lupa jika ada janji dengan temannya.
“Nanananananan, oh iya ini kan ulang tahunku, mereka semua pada ke mana sih? Kok sama sekali ga ada yang ngasih ucapan ke aku,” batinnya
Farinshie bergegas ke rumah Nana, Friska, Alda dan Mefeb teman yang mengajak janjian. Farinshie, pertama ke rumah Nana, namun dia tidak ada di rumah. Lalu ke rumah Frisaka, Mefeb dan Alda sama saja ga ada di rumah. Farinshie sangat kesal dan marah karena mereka yang mengajak janjian malah ga ada di rumah semua. Padahal Farinshie sudah buru – buru. Dari pada ia menyesali semua yang tidak perlu itu, ia lebih baik cepat – cepat pulang untuk istirahat lagi.
“SURPRIZEE… Happy birthday Farinshie,” ucap teman – teman Farinshie, Mama dan Papanya, Bi Jum, tak ketinggalan juga Liana.
Farinshie sangat kaget karena tidak menyangka kalau mau membuat kejutan untuk dirinya.
“Ha? Kalian? Kalian itu ya, ngapain sih buat kaya gini segala? Jadi ngrepotin.”
“Enggak kok, toh ini juga permintaan ortumu tau Far,” saur Nana.
“Eh, aku minta maaf ya, kamu tadi ke rumahku kan, tapi aku ga ada di rumah,” ucap Nana, Friska, Alda dan Mefeb.
“Iya, ga papa kok, aku terharu banget”
“Aku juga minta maaf ya best friendku, karena kau menghubungi nomor HPku ga aku angkat,” ucap Liana
“Oh, iya gapapa juga, tapi aku tuh khawatir banget tau ma kamu. Soalnya…”
“Soalnya apa Far?”
“Gapapa kok, Cu……”
“Farinshie, buruan potong kuenya,” panggil ortunya.
Akhirnya, Farinshie sudah lega karena ga ada yang dikhawatirkan lagi. Dan ia ga menyangka kalau mereka berbuat seperti ini karena ingin membuat aku senang dan terharu.
“Terima kasih Papa Mama, Liana, Bi Jum, dan teman – teman semuanya yang udah mau datang walaupun itu permintaan orang tua aku,” ucap Farinshie.

 TAMAT 

by evie :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar